Sekejap ku kecup bunga di dasar bumi
Siramkan air mata sang pujangga di senja hari
Biaskan wajah yang pernah ku tersakiti
Huruf yang tersusun terkadang menjadi sebuah pintu ke masa lalu
Entah dari mana datangnya kenangan ini yang selau datang menghampiri
Hembusan nafasmu masih terasa saat rasa jenuh menanti
Manis senyummu masih tersimpan rapih di benak ini
Sejenak terik mentari berlalu setelah hujan jatuh ke bumi
Aku ingin lupakan semua hari yang tak akan mampu ku ganti
Hari dimana ku tuliskan nama ku di sepinya hidup mu
Hari di mana aku harus memilih sebuah sisi untuh aku tinggali
Ini tentang kita yang tak bisa merapat ke satu sisi
Tentang aku yang tak mampu memilih waktu untuk pergi
Sekian lama berlalu dan aku masih butuh waktu
Waktu untuk melupakan suara langkah mu